RSS

Ina Winarni :)

Mahasiswi Sastra Indonesia angkatan 2011 Universitas Diponegoro Semarang asal Kota Tahu, Sumedang ini adalah teman satu tim KKN saya. Pastilah awalnya kita tidak saling mengenal, meskipun kita satu fakultas, dan karena dia tidak begitu terkenal di kampus. Paling-paling juga anak satu jurusannya yang mengenalnya (hahahaha). Ketika pembagian tim desa, saya kurang begitu suka dengan anak ini. Karena apa? mukanya judes dan kalo ditanya dia menjawab dengan nada sengak. Siapa yang betah tinggal sebulan bareng orang kaya dia coba?! Begitulah pikiran saya. Jahat banget pikiran itu. Tapii, setelah KKN berlangsung, hari ke hari, eh malah kita merasa klop. Sering bantuin ibu pemilik posko masak, ngrumpi di dapur, karaokean di kamar, ngaka-ngakak bareng Uus dan Amel juga. Sampai-sampai kita bikin grup line yang isisnya cuma kita berempat bernama "Emak Rumpi" yang dimana grup itu hanya untuk nyampah kita saja dari pada harus nyampah di grup desa apalagi kecamatan, ngrasa gak punya moral gitu, pikir kita. Gak bakal ada habisnya kalo ngomongin KKN.

Ketika KKN berusai, ketika pamitan tiba. Dialah yang nagis paling heboh. Saya nangis sih, tapi gak seheboh dia. Ya kalo kita bisa kembali berjumpa, kenapa harus heboh?! Pikiran jahat terbesit lagi (hahaha). KKN usai, artinya kita setim juga jarang bisa ketemu, kecuali kalo emang ada rencana ngumpul. Nah, di upacara penarikan kita ketemu lagi. Setelah upacara penarikan, kita harus ngrampungin laporan-laporan sh*t itu. Lama kita ketemu, makan bareng satu tim, ngakak-ngakak gak jelas lagi, dan pulang ke tempat tinggal masing-masing lagi. Kita masih smsan, BBMan, line-linean, dan kita masih bisa bercuap-cuap di jejaring sosial.
Suatu malam, Selasa malam 09 September, di grup desa atau biasa disebut Jujun Geng kita masih brisik nyampah yang bikin ngakak, bawa-bawa nama seonggok mayit, suara setan, dan lain-lain yang bikin parno. Rabu pagi 10 September, kita berduka. Mewek-mewek karena kabar yang sangat mengejutkan bahwa Ina sudah meninggalkan kita semua untuk selama-lamanya. Betapa hampir gilanya kita, jika kejadian tragis itu terjadi ketika kita ngakak-ngakak, ngomongin mayit mayit, ternyata mayit salah satu dari teman kita yang ditemukan. Betapa o*nnya kita gak bisa jaga becandaan. Tragis, tragis banget.
Terakhir Ina menghubungi saya ketika saya baru turn dari gunung Lawu, tanggal 07 September. Ketika saya menghubungi Ina, tanggal 09 September pukul 16:59 saya geram karena tidak ada balasan. Siapa sangka ketika itu Ina sudah pergi dan tak akan pernah kembali lagi :( Pantes aja waktu perpisahan dia paling heboh nangisnya eh ternyata begini skenarioNya. :(

Tapi gaes, keikhlasan kita bakal meringankan bebannya. Saya ikhlas, kami ikhlas. Saya dan kawan-kawan yang lain hanya akan mengenang kebaikan Ina, senyum Ina, candaan Ina, karena Ina selalu membuat kita tertawa. Selamat jalan, Ina sayang. Kami menyayangimu, tapi Alloh lebih lebih menyayangimu. Terima kasih perkenalan singkat yang sangat menyenangkan ini. Kami tidak akan pernah melupakanmu, apalagi nasi ruwet bikinanmu. Berbahagialah disana. Love you as always, sist :*

Read Users' Comments (0)